Pages

Senin, 04 April 2011


Kamis, 31 Maret 2011

BUDAYA BERSIH

“Parah, kebiasaan kita adalah membuang sampah sembarangan, merokok sembarang tempat lalu membuangnya ketempat sembarangan”
Csampaholetehan ini sering saya dengar dari teman-teman, ketika berjalan menyusuri lorong-lorong kota tempat tinggal saya. Saya hanya maklum saja, ya ini kebiasaan masyarakat yang membutuhkan waktu untuk menyadarkannya, betapa pentingnya menjaga lingkungan.
Itulah masyarakat bro, tidak semua masyarakat faham bagaimana menjaga kebersihan” kata saya menjawab coletehan teman. Tugas kita memberi tahu dan memberi pemahaman terhadap masyarakat bagaimana menjaga lingkungan itu dengan benar, bagaimana cara menempatkan sampah itu sehingga tidak menganggu kesehatan orang banyak. Kata saya panjang lebar seakan membukam mulut teman saya.
Rata-rata di Indonesia begitu, buang sampah sembarangan, disungai, dijalan, dihalaman, dikendaraan, andaikan kuburan itu untuk manusia hidup, mungkin akan ada sampah juga disitu. Hhhmm….teman saja terus menggerutu, ya itulah kenyataan kita.
Penyakit bertebaran dimana-mana, kuman dan bakteri plus virus menular juga ikut menebar teror dan penaklukan manusia-manusia sehat. Tak heran mengapa Indonesia juga termasuk negara paling berpenyakit, karena sampah tidak dipedulikan alis dibuang begitu saja.
Dengan kata lain budaya hidup sehat kita di Indonesia masih kurang. Percaya atau tidak perhatikan saja disekitar Anda. Perhatikan saja didaerah perkotaan, kota bersih peraih piala adipura pun tidak luput dari serangan sampah, yang sebenarnya diciptakan manusia itu sendiri. Bahkan kota jakarta pun tetap berurusan dengan sampah, demikian pula dengan kota besar lainnya di Indonesia.
Kadang kita berfikir sempit, urusan kebersihan daerah adalah urusan pemerintah dalam hal ini dinas terkait dengan lingkungan hidup. Akibatnya, kesadaran masyarakat tentang lingkungan hanya terbatas, padahal sudah ada upaya pemerintah untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Lalu apakah kita hanya membiarkan lingkungan kita dilumuri sampah? Apakah kita membiarkan lingkungan kita berpenyakit, menjadi sarang nyamuk penghasil malaria dan DBD? Tentu tidak kan? Karena itu, mari bangun kesadaran kita, mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.http://tutorial-nashori.blogspot.com/

Jumat, 25 Maret 2011

BUDAYA BERSIH


“Parah, kebiasaan kita adalah membuang sampah sembarangan, merokok sembarang tempat lalu membuangnya ketempat sembarangan”
Csampaholetehan ini sering saya dengar dari teman-teman, ketika berjalan menyusuri lorong-lorong kota tempat tinggal saya. Saya hanya maklum saja, ya ini kebiasaan masyarakat yang membutuhkan waktu untuk menyadarkannya, betapa pentingnya menjaga lingkungan.
Itulah masyarakat bro, tidak semua masyarakat faham bagaimana menjaga kebersihan” kata saya menjawab coletehan teman. Tugas kita memberi tahu dan memberi pemahaman terhadap masyarakat bagaimana menjaga lingkungan itu dengan benar, bagaimana cara menempatkan sampah itu sehingga tidak menganggu kesehatan orang banyak. Kata saya panjang lebar seakan membukam mulut teman saya.
Rata-rata di Indonesia begitu, buang sampah sembarangan, disungai, dijalan, dihalaman, dikendaraan, andaikan kuburan itu untuk manusia hidup, mungkin akan ada sampah juga disitu. Hhhmm….teman saja terus menggerutu, ya itulah kenyataan kita.
Penyakit bertebaran dimana-mana, kuman dan bakteri plus virus menular juga ikut menebar teror dan penaklukan manusia-manusia sehat. Tak heran mengapa Indonesia juga termasuk negara paling berpenyakit, karena sampah tidak dipedulikan alis dibuang begitu saja.
Dengan kata lain budaya hidup sehat kita di Indonesia masih kurang. Percaya atau tidak perhatikan saja disekitar Anda. Perhatikan saja didaerah perkotaan, kota bersih peraih piala adipura pun tidak luput dari serangan sampah, yang sebenarnya diciptakan manusia itu sendiri. Bahkan kota jakarta pun tetap berurusan dengan sampah, demikian pula dengan kota besar lainnya di Indonesia.
Kadang kita berfikir sempit, urusan kebersihan daerah adalah urusan pemerintah dalam hal ini dinas terkait dengan lingkungan hidup. Akibatnya, kesadaran masyarakat tentang lingkungan hanya terbatas, padahal sudah ada upaya pemerintah untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Lalu apakah kita hanya membiarkan lingkungan kita dilumuri sampah? Apakah kita membiarkan lingkungan kita berpenyakit, menjadi sarang nyamuk penghasil malaria dan DBD? Tentu tidak kan? Karena itu, mari bangun kesadaran kita, mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Kamis, 10 Maret 2011

image

image

image

image

image




image

image


image

image

image

image

image

image

image

image

image

Senin, 28 Februari 2011

Teknik Foto Potret


Berikut ini beberapa tips dan saran untuk membuat foto potret yang baik.
Bagaimana cara membuat seseorang tersenyum di depan kamera?

Pastikan subyek yang Anda foto dalam kondisi atau mood yang baik untuk difoto. Misalnya Anda ingin membuat foto seorang anak kecil, maka pastikan bahwa ia tidak dalam kondisi lelah atau lapar. Juga pastikan subyek yang Anda foto tidak dalam kondisi lelah karena dapat membuat wajah dan matanya menjadi lebih tegang. Anda dapat memberikan sedikit waktu untuk beristirahat atau menikmati makanan ringan sebelum sesi pemotretan dimulai. Dengan memberi waktu jedah istirahat sambil menikmati cemilan, Anda akan membangun interaksi yang baik dengan subyek foto Anda. Bersikap ramah dan berbicaralah dengannya yang akan membantunya lebih rileks.

Namun jangan membuat situasi menjadi lucu hingga subyek tersebut tertawa terbahak-bahak. Karena hal ini dapat membuat matanya menjadi juling dan membuat aliran darah di wajah lebih banyak. Cobalah mengambil gambar dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda. Semakin banyak foto yang Anda buat, semakin banyak kesempatan memperoleh foto terbaik yang menampilkan karakter orang tersebut.
Bagaimana penanganan orang yang menggunakan kacamata?

Kacamata dapat menimbulkan pantulan cahaya dan membuat silau. Karena itu Anda dapat melihatnya dari viewfinder atau layar LCD kamera Anda, apakah ada pantulan cahaya yang mengganggu. Jika ternyata ada pantulan cahaya di kacamata subyek yang Anda foto, Anda dapat memintanya untuk menggerakkan kepalanya secara perlahan hingga pantulan cahaya tersebut hilang dari titik tengah matanya. Anda juga dapat memintanya sedikit menundukkan kepalanya, namun berhati-hatilah agar tidak terjadi lipatan pada dagunya jika terlalu menunduk.
Bagaimana dengan pakaian dan penampilan?

Jika Anda akan mengambil foto sekelompok orang, perhatikan juga warna pakaian. Gunakan warna yang enak dipandang. Atau Anda dapat juga meminta mereka menggunakan warna yang sama.

Jika Anda akan mengambil foto seseorang, warna pakaian juga perlu diperhatikan. Jika Anda ingin memfoto seseorang berbadan besar, maka sebaiknya ia menggunakan pakaian berwarna gelap. Sebaliknya jika subyek Anda berbadan kurus atau kecil, maka mintalah ia menggunakan pakaian berwarna terang.

Lalu pastikan pakaian tidak kusut saat difoto. Jika orang tersebut menggunakan dasi, perhatikan apakah dasinya sudah lurus dan rapi. Lalu pastikan rambutnya telah rapi. Mata Anda mungkin tidak mampu memperhatikan ada helai rambut yang keluar dan mengganggu, namun lensa kamera akan menangkapnya dengan jelas. Lalu jika Anda akan mengambil gambar seorang wanita, Anda dapat memperhatikan make up yang digunakan telah sesuai.
Apa yang perlu diperhatikan saat foto outdoor atau di luar ruangan?

Saat mengambil foto di luar ruangan, perhatikan situasi yang menjadi latar belakang foto tersebut. Pilihlah pohon, bunga, pagar kayu, atau tembok rumah sebagai latar belakang. Jangan mengambil foto dengan latar kegiatan yang sibuk seperti jalan raya, kabel listrik, atau daerah bisnis dan sibuk. Hal ini dapat mengurangi keindahan hasil foto Anda. Ingatlah subyek Anda dalam foto potret adalah orang yang akan Anda foto saja dan bukan latar belakangnya.
Apa yang perlu diperhatikan saat foto indoor atau di dalam ruangan?

Jika Anda mengambil foto di dalam ruangan, Anda bisa mempersilahkan subyek yang Anda foto untuk duduk di kursi atau sofa yang diletakkan di depan sebuah tembok berwarna cerah atau di dekat tanaman indoor

Anda juga dapat mengatur agar latar belakang foto tersebut menggambarkan pekerjaan dan kegiatan favorit dari subyek yang Anda foto. Misalnya Anda dapat meletakkan meja atau alat jahit sebagai latar belakang.
Lensa apa yang cocok untuk foto potret?

Anda dapat menggunakan lensa antara 105 sampai 150 mm untuk mengambil foto potret. Jika Anda tidak dapat mengganti atau mengatur lensa kamera Anda, misalnya kamera saku (pocket camera), Anda dapat mengatur jarak antara Anda dan subyek yang difoto. Cobalah mendekati atau menjauh dari subyek hingga Anda mendapatkan posisi foto yang paling tepat.
Bagaimana komposisi foto yang tepat?

Anda dapat menyisakan sedikit jarak dari subyek yang Anda foto ke sisi foto tersebut. Jarak ini berguna jika Anda akan membuat bingkai untuk foto tersebut sehingga tidak akan memotong bagian tubuh subyek yang Anda foto.

Lalu posisikan wajah atau mata dari subyek foto Anda pada area kira-kira sepertiga bagian atas atau samping atau bawah foto Anda. Dalam ilmu fotografi, teknik ini dikenal dengan nama rule of thirds. Anda juga dapat menjadikan mata dari subyek foto di bagian tengah foto Anda.
Bagaimana dengan posisi dan sikap dari subyek foto?

Pastikan subyek yang Anda foto dalam posisi rileks, baik saat berdiri, duduk, atau berbaring. Jika wajahnya terlalu bulat, mintalah subyek foto Anda untuk sedikit memutar kepala atau badannya sehingga hanya sebagian dari wajahnya terkena pencahayaan. Hal ini akan membuat wajahnya lebih ramping.

Perhatikan posisi tubuh yang lain, seperti tangan dan kaki. Pastikan posisi tubuh dalam posisi alami atau natural. Cobalah agar subyek yang Anda foto memegang sesuatu atau melakukan pose yang alamiah. Jangan biarkan kedua tangan lurus ke bawah di samping tubuh. Hal ini sering dilakukan fotografer pemula namun akan membuat subyek terlihat kaku dalam foto.
Bagaimana cara mengambil gambar subyek pasangan?

Mintalah mereka untuk sedikit memiringkan kepala satu sama lain. Hal ini untuk menghindari kepala mereka sama tinggi. Cobalah menempatkan tinggi hidung salah satu orang pada ketinggian mata orang lainnya.
Bagaimana dengan pencahayaan?

Jika Anda mengambil foto di luar ruangan (outdoor), saat terbaik adalah pada sore hari, karena udara lebih tenang dan warna cahaya terlihat lebih hangat. Hindari cahaya matahari terlalu terik sehingga membuat mata dari subyek foto Anda menjadi sipit karena terlalu silau.

Jika matahari terlalu terik, posisikan agar matahari menyinari dari belakang subyek foto Anda. Memang hal ini akan menyebabkan wajahnya menjadi gelap karena menjadi bayangan matahari yang menyinari dari belakang. Anda dapat menggunakan flash atau blitz atau lampu kilat untuk menerangi daerah yang menjadi bayangan matahari. Anda juga dapat menggunakan reflector atau yang paling mudah menggunakan white board untuk memantulkan cahaya matahari ke bagian yang menjadi bayangan matahari.

Jika mengambil gambar di dalam ruangan (indoor), gunakan blitz untuk pencahayaan. Anda juga dapat mengambil gambar di dekat jendela yang memiliki pencahayaan lebih terang. Lakukan ini di daerah yang memiliki tembok berwarna putih atau terang, karena akan memantulkan cahaya dari blitz kamera Anda sehingga lebih memperkuat pencahayaan.

Sekarang Anda sudah siap untuk mengambil foto sahabat, anggota keluarga atau pasangan Anda dengan hasil yang lebih baik bahkan bisa menyamai hasil dari fotografer profesional. Selamat memotret!